Dummy Post Review Wardah Moisturizer Gel

Stories for Rainy Days Volume I (Review Buku)

Stories for Rainy Days

Judul : Stories for Rainy Days
Penulis : Naela Ali
Ilustrator : Naela Ali
Genre : Fiksi, Romance
Jumlah Bab : 35 Bab
Kategori Pembaca : Young Adult
Penerbit : PT Gramedia, Jakarta
ISBN : 978 – 602 – 424 – 059 – 2

Prolog

    Waktu itu lagi jalan-jalan ke Gramedia Merdeka Bandung, window shopping buku-buku terbaru, hehe. Rasanya nggak lengkap kalau dalam 2-3 bulan nggak main ke Gramedia. Dan, menemukan buku Stories for Rainy days di bagian buku-buku fiksi. Langsung tertarik dengan cover-nya yang simple tapi eye-catching, juga ukuran bukunya yang kecil dan dijilid hard cover. Hmm, kayaknya ada sesuatu yang menarik dengan buku ini! Langsung aja saya cari-cari buku yang segelnya kebuka… biasalah sneak preview, hehe. Dan ternyata, buku ini berisikan cerita-cerita pendek tapi bersambung, diiringi dengan ilustrasi-ilustrasi buatan sang Penulis sendiri.

    Dan… Hei! Belakangan buku seperti inilah yang saya cari, karena saya sendiri kepingin bikin buku berisikan cerita dan ilustrasi… tapi ga nemu-nemu yang pas dan diinginkan. Okelah, setelah menimbang-nimbang saya langsung memboyong kedua buku karya Naela Ali tersebut ke meja kasir. Meskipun dalam hati meringis karena harga bukunya juga lumayan… tapi worth it! Oke, yuk langsung kita review bukunya!

Review

Cerita

     Stories for Rainy Days volume I ini berisikan cerita-cerita pendek, tapi sebenarnya membentuk satu-kesatuan cerita. Menceritakan sebagian besar perasaan sepasang kekasih saat mereka bersama dan yang dirasakan setelah mereka berpisah, mulai dari ketemuan, jatuh cinta, sampai akhirnya putus hubungan.

     Saya baru pertama kali membaca buku full berbahasa Inggris, yang ditulis oleh penulis Indonesia. Meskipun begitu, jalan cerita buku ini cukup mudah dipahami, tidak menggunakan grammar atau tatanan bahasa yang sulit. Beberapa kali saya menemukan kalimat-kalimat yang maknanya cukup dalam juga, yang mungkin akan hilang kedalamannya kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia.

        Tokoh yang ada di buku ada 4, yaitu tokoh utama perempuan atau si “I”, laki-laki 1 yang jadi pacarnya (You), laki-laki 2 yang jadi pacarnya (He/Him), dan laki-laki 3 yang mulai muncul di bagian akhir, yang juga disebut “He/Him”. Cerita ini menggunakan sudut pandang orang pertama, dari sudut pandang si “I”. Penulis tidak memberikan nama spesifik untuk tokoh-tokohnya, kecuali nama panggilan seperti Mr. Spaceman dan Ultimate Girl. Well, tokoh-tokoh yang nggak bernama ini kadang membingungkan saya waktu membaca, sebenarnya si “I” ini sekarang lagi menceritakan pacarnya yang mana? Hehehe…

Stories for Rainy Days hal. 42

        Masuk ke tema, buku ini bertema ‘hujan, cerita dan romansa’. Tema ini mungkin sudah agak mainstream, ya. Di beberapa cerita fiksi atau novel, hujan selalu jadi tema utama cerita, dan begitu-begitu aja. Pada awalnya saya sempat ragu juga, beli gak ya bukunya? Takut ceritanya nggak jauh beda dengan cerita bertema romansa dan hujan yang lainnya.

        Selain tema hujan dan cerita, Penulis memasukan unsur yang bagi saya agak klise seperti tokoh bertemu pada saat langit penuh bintang, tokoh yang suka dengan musik, buku dan film, minum coklat panas sambil berselimut dan menikmati hujan, dan sebagainya. Meskipun begitu, di buku ini Penulis bisa mengemasnya menjadi sesuatu yang lebih fresh dan baru. Beneran deh. Serius! Rasanya bisa menikmati cerita tentang hujan dan romansa dalam sudut pandang baru, lebih sederhana, fresh, tapi dalam, juga nggak bertele-tele. Bikin terhanyut.

        Meskipun temanya agak mainstream, saya bisa melahap buku ini tanpa bosan. Di beberapa bagian saya bisa menebak tepat endingnya, tapi uraian ceritanya yang sederhana dan dalam, bikin kita terus membuka lembar demi lembar, rasanya penasaran meskipun udah tau akhirnya gimana! Sampai akhirnya gak kerasa – kok bukunya udah abis lagi aja, ya?

What a deep words 😢

        Ceritanya memang simple, tapi beberapa bagian bikin jleb dan mewakili yang kita rasakan waktu ada di situasi demikian. Percakapannya cukup mengalir, alurnya juga, kecuali distop oleh beberapa cerita pendek yang memiliki tema beda dengan tema besarnya.

Ilustrasi

        Mulai dari cover, ya. Cover bukunya putih dan ilustrasinya sederhana, jadi berasa fresh, clean, dan simple. Benar-benar cocok dan mewakili cerita di dalamnya, yang sederhana tapi bermakna.

       Penulis menggunakan media cat air dalam membuat ilustrasinya. Menurut saya cocok dengan ceritanya. Ada beberapa ilustrasi yang nyambung dengan ceritanya, ada juga yang ilustrasi yang berdiri sendiri. Ilustrasinya bikin kita feel warm, beneran. Dan yang bikin saya kagum, penulis bisa membuat sebuah objek sederhana mempunyai ceritanya sendiri. Objek simple seperti dua karton susu atau sepotong pai apel, dibuat memiliki cerita yang make us feel warm when we read it. Salut deh!

Favorit 😃

      Oh, iya. Sepertinya penulisnya senang dengan motif garis-garis, bisa dilihat dari beberapa ilustrasi tokohnya yang selalu pakai baju garis-garis. Juga motif kotak-kotak.

        Tiap bab diantar oleh ilustrasi pembuka yang sama. Hanya saja, saya menemukan beberapa gambar warnanya berbeda, menjadi lebih sepia. Mungkin printernya lagi bermasalah, ya?

Bagian Menarik

       Waktu membaca bab November, dalam hati saya berteriak “I feel something about November too!” Buku ini bisa menceritakan hal-hal sederhana sekaligus dalam, menuangkan perasaan yang dirasakan banyak orang dalam cerita. Bukan hanya di bab November aja, tapi juga di bab-bab lainnya.

Sukaa bangeet! 💓

        Hal menarik lainnya adalah potongan-potongan lirik lagu yang ada di dalam cerita. Lagu-lagu ini baru saya tau sekarang. Ternyata sudah agak jadul dan jarang diputar di media sekarang. Bermunculan nama-nama asing seperti The Wannadies, Graham Coxon, Todd Rungren, Chet Baker, dan sebagainya. Setelah cari tahu lewat Youtube dan mendengarkan lagunya sambil membaca bagian cerita yang memuat lirik lagunya, ternyata feel-nya dapet banget! Beneran cocok antara lagu dan ceritanya. Kalau saya sengaja mendengarkan lagunya tanpa baca ceritanya, pasti ‘meh’ ke lagunya. Tapi kalau sambil baca, feel-nya kerasa, ada adegan di kepala yang terbayang dari cerita dan lagunya. Recommended banget kalau kamu baca sambil dengar lagunya.

        Daan, ini kalimat favorit saya dari buku ini : Past is a good thing, but never to stay. Jlebb!

Kelebihan dan Kekurangan

        Ada beberapa hal klise pada buku ini, tapi dapat dikemas dengan baik sehingga tetap menarik untuk diikuti. Kalaupun klise, penulis bisa menceritakan bagian yang tidak diceritakan penulis lain sehingga jadi tidak membosankan. Hal inilah yang menurut saya jadi kelebihan.

    Beberapa hal yang membingungkan jadi kekurangan buku ini. Misalnya dari penokohan “He/Him”, kadang agak bingung untuk menentukan apakah ini pacar tokoh utama yang pertama, kedua, atau ketiga. Ada juga hal yang saya gak ngerti maksud dan keinginan si tokoh utama, seperti di bab Be a Better Day. Ceweknya bilang “I am so in love and it’s geeting deeper,” tapi dia juga bilang “I can’t be with you forever, this has to end one day.” Kalau ceweknya cinta dengan cowoknya sedemikian dalam, kenapa mereka harus mengakhirinya? Saya gak paham, padahal cowoknya sayang banget sama dia di bagian itu. Dan akhirnya, mereka berpisah apa enggak?

        Ada juga hal membingungkan lain, di bab Letter to The Past – surat dari tokoh utama untuk si masa lalu. Di awal ditulisnya “Dear Past”, tapi di akhirnya “Much love, your past”. Bukannya harusnya “Much love, your future”?

Kesimpulan

    Stories of Rainy Days merupakan bacaan ringan, tapi kalau mau menggali maknanya lebih dalam sebaiknya jangan dibaca sambil lalu. Sesuai namanya, buku ini cocok untuk dibaca di sore hari saat turun hujan. Bakal lebih seru sambil kamu dengar lagu-lagu yang ada di tiap bab. Cerita-ceritanya simple, mengalir, beberapa bermakna dalam. Penulis bisa mengemas hal yang sudah mainstream menjadi lebih baru dan menarik, juga mengurai hal-hal biasa menjadi berkesan.
      Mungkin ada juga perasaanmu yang tertuliskan di buku ini, lalu merasa “Ini aku banget” sambil kamu renungkan. Dan kamu ga akan nyadar, loh udah abis lagi aja bukunya?
    Naela Ali berkata dalam prolog bukunya, rainy days (hari berhujan) memberinya inspirasi untuk menulis atau menggambar, dan memberinya waktu untuk memikirkan berbagai kemungkinan. Ia berharap buku ini akan membuat siapapun yang membacanya merasa hangat dan senang, feel warm and feel nice. Well, Penulis berhasil karena I feel warm, but not feel nice karena ada bagian yang membingungkan. Tapi keseluruhan, buku ini bagus banget dan cocok untuk menemanimu menghabiskan waktu di sore hari yang hujan!


Komentar

  1. Saya pertama kali tahu Stories for Rainy Days ini di instagram. Kesan pertamanya, "wah, ilustrasinya cantik." Terus ternyata ini buku. Saya pikir awalnya ini buku kumpulan cerita buat anak-anak, hehe. Ternyata kisahnya begini toh. Jadi pengen punya.

    Oh ya, menurut saya sah sah aja sih pakai kalimat "Your past" :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener kak, ilustrasinya cantik, tapi bukan buat anak-anak haha :D Sepertinya target pembaca yang cocok untuk buku ini usia SMA ke atas gitu deh. Terlalu berat kalau buat anak-anak :D
      Hmm bener juga ya kak. Pas baca bagian itu saya loading lama banget XD

      Hapus
    2. Iya kak. Hehe. Saya udah baca dong sekarang :D

      Hapus
  2. Mau tanya kak,kalau waktu kakak beli di gramedia itu harganya berapa ya kak,soalnya udah cek di olshop fan bgg mau beli di olshop atau offline

    BalasHapus

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman