- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Hai, apa kabar? Udah lama banget ini
blog aku tinggal, berhubung setengah tahun kemarin ini aku ingin konsentrasi
dulu beresin tugas akhir. Dan ya, alhamdulilah aku lulus dari jurusan
Arsitektur UPI! Tanggal 10 Oktober 2018 kemarin aku diwisuda, yeaaay! Semoga ilmunya
bisa berkah dan bermanfaat, ya.
Jadi, aku pernah punya janji sama diri
sendiri, aku harus nulis hal-hal yang kutahu selama kuliah di jurusan
Arsitektur UPI. Kenapa? Biar jadi referensi non-formal buat dedek-dedek SMA
yang mau melanjutkan kuliah di jurusan Arsitektur UPI ini. Juga karena akutuh
gak pengen dedek-dedek SMA kekurangan informasi seperti yang aku rasain pas
jaman aku dulu tahun 2014, dimana aku gak yakin jurusan S1 Arsitektur ini ada di UPI saking minimnya informasi di Google wkkw. Yea, hopefully this
article will help, dan meyakinkan kalian untuk kuliah di UPI.
Ada beberapa topik yang mau kutulis,
tapi disini kita mulai dari FAQ tentang jurusan ini dulu, ya.
Tapi,
kayaknya aku memang harus nulis FAQ ini karena setahun terakhir ini ada
beberapa email yang masuk ke inbox-ku nanyain seputar kuliah di jurusan
Arsitektur UPI. Jadi artikel ini kubuat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
sama yang mungkin akan muncul di benak dedek-dedek SMA/SMK yang mau lanjut
kuliah di Arsitektur UPI. So, let’s
begin.
- Kuliah Arsitektur itu Rasanya Kayak Gimana?
Rasanya ya nano-nano alias campur-campur,
hehe.
Pada awal masuk, aku masih belum ngeh tujuan
dari perkuliahan ini buat apa. Padahal sih jawabannya gampang, kuliah
arsitektur ya karena ingin jadi arsitek. Tapi, kalau kita gali lagi, akan
muncul pertanyaan lain: arsitek itu apa? Arsitek itu yang tugasnya seperti apa?
Apakah arsitek adalah seseorang yang tugasnya membuat bangunan? Kalau gitu, apa
bedanya dengan tukang bangunan yang juga sama-sama bisa membuat bangunan? Kalau
gitu, gak usah kuliah arsitektur dong kalau cuma pengen bisa bikin bangunan?
Awal-awal kuliah, dosen-dosenku sering
bertanya hal dasar seperti ini: menurut kalian, arsitektur itu apa?
Kalian bisa cari pengertian arsitektur sendiri
di Google, ya. Yang paling terkenal adalah teori Vitruvius, bahwa arsitektur
adalah tentang utilitas, firmitas, dan venusitas; atau fungsi, kekuatan dan
keindahan.
Menurutku yang baru 4 tahun belajar, arsitektur
adalah ilmu tentang tempat hidup manusia. Tempat hidup disini bisa di dalam
ruangan atau di luar ruangan, juga berarti tempat dimana manusia melakukan
aktivitasnya sehari-hari mulai dari bangun, bekerja, bersantai, dan beristirahat.
Coba perhatikan sekeliling kalian, sekarang lagi
baca artikel ini dimana? Di kamar? Di ruang tamu? Di jalan? Di sekolah? Di
kantor? Kalian baca pasti berada di suatu tempat atau ruang kan? Nah, arsitektur
itu adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, karena
aktivitas manusia pasti berada dalam satu ruang/tempat. Dan yang kita pelajari
dalam perkuliahan adalah bagaimana menciptakan ruang/tempat tersebut agar dia
bisa berfungsi sesuai kebutuhan penggunanya (utilitas), bagaimana agar
ruang/tempat itu berdiri (firmitas), dan bagaimana agar ruang/tempat itu indah
atau nyaman ditempati (venusitas).
Arsitektur memang berkaitan dengan bangunan,
tapi tidak melulu soal bangunan. Bisa juga soal lansekap, interior,
pencahayaan, utilitas, dan lain-lain. Lingkupnya luas banget. Yang bisa aku
bilang, belajar arsitektur itu seperti main puzzle, dimana kamu harus bisa mencocokkan
banyak sekali hal: keinginan dan kebutuhan klien, struktur bangunannya
bagaimana, tampilan bangunannya bagaimana, sistem air dan listriknya gimana,
parkirnya mau gimana, dan lain-lain menjadi satu kesatuan yang berfungsi.
Karena arsitektur adalah sebuah sistem, satu kesatuan yang utuh antara satu
komponen dan komponen lainnya. Ah, pokoknya kamu harus ngerasain sendiri baru bisa
ngerti :D
Bahasan soal kuliah arsitektur ini kayaknya
harus punya bagiannya sendiri. Kalau ada waktu, nanti aku tulis deh apa aja
yang dipelajari selama 4 tahun kuliah ;) Sekarang ini singkatnya dulu aja, ya.
Karena berhubungan dengan ruang hidup manusia,
terutama bangunan, kuliah jurusan arsitektur berarti kamu harus mau berusaha,
mengerahkan tenaga untuk bikin desain bangunan. Mata kuliah yang penting banget
itu matkul Perancangan Arsitektur/Studio Perancangan, belajar dari semester
2-7. Di awal tahun kuliah, kalau di UPI sih masih bikin rumah satu lantai,
lanjut ke dua lantai, lanjut ke bangunan berlantai banyak (middle rise
building) dan seterusnya. Nah, kamu harus mengikuti aturan main dosen di
studio, disinilah kamu belajar desain bangunan. Harus mau ngulik dan belajar.
Kita bikin desain bangunan itu prosesnya panjang baget sampai bisa dapat ACC
dosen. Kamu gak boleh gampang menyerah orangnya, kalau dosen gak ngasih acc ya
kamu harus mau benerin dan ngulik lagi desain kamu. Ada banyak hal yang harus
diperhatikan dalam mendesain bangunan mulai dari konsepnya, fungsi ruang,
sirkulasi manusia, sirkulasi udara, struktur, interiornya, dll. Nah karena
banyak aspek itulah, butuh waktu banyak dan cukup mengurangi porsi tidur kita.
Mendesain bangunan itu prosesnya memang panjang, gak bisa 1 kali terus beres.
Butuh revisi berkali-kali sampai semua aspeknya oke. Dan menurut aku, kuliah
arsitek gak susah buat orang yang rajin, selalu mau ngulik desain dan mau
belajar hal baru. Yang penting kamu kerjain tugas-tugasmu, banyak nanya sama
orang yang bisa, ikutin perkembangan dunia arsitektur, dan jadi orang yang
tahan banting, gak manja, gak banyak alasan buat ngerjain tugas. Sekarang kan
gampang banget kalau mau belajar, cari buku-buku referensi atau tutorial desain
bangunan pun ada semua di internet.
Kuliah arsitek berat apa enggak? Menurutku kalau
kamu gak cepat-cepat bergerak dan ngejar ketinggalan, bakal berat. Ringan,
kalau kamu bergerak cepat, baik dalam belajar atau ngerjain tugas. Komponen-komponen
desain dalam arsitektur itu saling berhubungan, jadi kalau kamu belum mengerjakan
1 bagian, bakal susah maju ke bagian lain. Contohnya, kalau denah kamu belum di
acc dosen, akan susah membuat tampak dan potongan bangunannya, karena harus
fixed dari denahnya dulu.
Pengalaman
aku selama kuliah ini, kamu dituntut jadi orang yang cepat belajar, cepat
membaca, cepat memutuskan, dan cepat bertindak. Kita sering berpikir praktis
daripada teoritis, meskipun kita belajar tentang teori-teori juga. Produk yang
kita hasilkan adalah untuk dipakai dan dirasakan langsung oleh manusia, jadi
lebih memikirkan aspek praktis jangka panjang.
- Apakah Masuk Jurusan Arsitektur Harus Jago Mata Pelajaran Sains (Matematika/Fisika/Kimia)?
Kalau menurut aku, gak harus jago mapel-mapel
tersebut kalau mau kuliah arsitektur, soalnya fokus kita bukan belajar
hitungan, tapi desain. Desain itu memadukan seni dan teknik. Tapi bukan berarti
lepas 100%, karena kita tetap ada hitungan, meskipun nggak serumit pelajaran
waktu SMA/SMK. Kalau di UPI, kita masih belajar Matematika Dasar, Statika dan
Statistika. Ada juga mata kuliah Fisika Bangunan, dimana kita itung lumen
lampu, hawa ruangan, akustik bangunan, dll yang simpel-simpel. Kalau untuk
Kimia, pengetahuannya berkaitan dengan pemilihan bahan bangunan, ada di mata
kuliah Teknologi Bahan. Misalnya, jangan menggunakan material baja di daerah
laut, karena rentan kena korosi. Belajarnya juga gak di semua semester kok, cuma
di beberapa semester aja kalau di UPI. Tapi entah kalau di kampus lain. Yang
pasti, tetep ketemu itung-itungan tapi gak banyak kok, jadi jangan khawatir oke
:)
- Mahasiswa Arsitektur Sering Begadang?
Menurut aku sih, kalau kerjaan kita
cuma kuliah - pulang - ngerjain tugas tiap hari, gak perlu sampai begadang. Tapi,
yakin deh 100% gak akan semulus itu, hehe. Waktu kuliah kan kamu perlu
bersosialisasi, perlu ikut organisasi, survey dan studi banding, juga perlu
jalan-jalan. Untuk ngerjain tugas desain, kamu butuh waktu tersendiri di luar
kegiatan-kegiatan tadi. Biasanya ngerjain tugas desain yang makan waktu lebih
banyak, kayak Perancangan Arsitektur, Perancangan Tapak atau Desain Interior. Kamu
butuh waktu untuk brainstorming, cari inspirasi, bikin desain awal, dan bikin
gambar kerja. Prosesnya gak cukup 1 kali, tapi bisa berkali-kali, apalagi
sambil asistensi dengan dosen. Untuk mencocokkan keinginan kamu dan dosen
sampai pas, sekaligus bikin gambar kerja, butuh waktu yang cukup banyak di luar
kegiatan kuliah sehari-hari dan kegiatan lain. Satu kerjaan mungkin gak bisa
selesai semalaman, tapi harus dikumpulin besok. Buat mahasiswa arsitektur
begadang itu wajar banget, karena waktu yang kita punya juga gak banyak :D Tugas-tugas
lebih baik dicicil daripada dikerjakan di H-sekian pengumpulan. Tapi ya tetep
aja sih, memang mahasiswa itu gak bisa dipisahkan dari begadang.
Untuk menyiasatinya, kamu harus
pintar-pintar ngatur waktu antara kuliah, main, dan ngerjain tugas. Harus seimbang
loh ya, karena kamu masih muda, masih butuh main. Di tahun pertama kuliah sih
pasti kerasa cukup berat, sering harus begadang seminggu penuh soalnya minggu depan
ada pengumpulan tugas. Tapi, lama-lama pasti terbiasa kok J
- Kalau Mau Masuk Jurusan Arsitektur, Harus Jago Gambar Dan Bahasa Inggris?
Masuk arsitektur
harus jago gambar? Enggak juga. Tapi bakal sangat membantu kalau kamu bisa
menggambar tangan/freehand.
Belajarlah gambar perspektif dari sekarang. Di UPI, kita belajar gambar manual
di awal kuliah, di mata kuliah Gambar Arsitektur. Menurut aku mata kuliah itu cukup
menguras tenaga buat yang belum terbiasa gambar tangan. Beberapa temen aku agak
keteteran pas awal kuliah. Sebenarnya kalau udah semester 3 ke atas kita gambar
pake komputer, tapi tetap aja kita harus bisa gambar freehand untuk sketsa konsep atau asistensi, agar gambar kita bisa
dibaca dosen. Jadi saran aku, latihan gambar aja dari sekarang, biar tangan kamu
lebih luwes dan nggak kaku.
Pada dasarnya, darimanapun jurusan kamu di SMA, bisa menggambar atau enggak, punya bakat seni atau enggak, gak menentukan apakah kamu cocok/kuat di jurusan arsitektur. Dari pengalamanku, semua juga belajar lagi dari awal. Belajar menggambar dengan kaidah-kaidah teknik, dan belajar menggambar secara arsitektural, belajar memahami komponen bangunan, ngerjain tugas nirmana, belajar dasar-dasar arsitektur, dan sebagainya. Darimanapun jurusanmu, semua bakal digodok lagi di tahun-tahun awal kuliah, biar tingkat pemahamannya sama.
Menurut aku jurusan arsitektur bukan buat orang yang punya bakat, tapi buat orang yang mau belajar dan mau berusaha. Selalu mau bergerak, dan mau ngulik. Punya bakat menggambar bagus, bisa membantu di tugas gambar tangan dan sketsa-sketsa. Tapi arsitektur gak selalu tentang gambar tangan, kita juga harus bisa menggambar dan merancang di gambar digital, pakai software khusus. Nah buat anak-anak SMA pas di awal kuliah biasanya agak ketinggalan di gambar digital, dan bisa bikin berat kesananya kalau gak bisa gambar digital. Kamu bisa belajar gambar digital dari sekarang, nama software nya AutoCAD dan Google Sketchup. Minimal itu aja.
Harus bisa bahasa Inggris? Ya, bakal membantu kalau kamu bisa bahasa Inggris. Tapi gak harus-harus amat sih. Karena referensi kita dalam mendesain biasanya ada yang sumbernya dari luar negeri dengan istilah-istilah bahasa yang baru juga, jadi pasti kemampuan bahasa Inggrismu bakal sangat membantu untuk memahami lebih dalam sumber-sumber tersebut.
Pada dasarnya, darimanapun jurusan kamu di SMA, bisa menggambar atau enggak, punya bakat seni atau enggak, gak menentukan apakah kamu cocok/kuat di jurusan arsitektur. Dari pengalamanku, semua juga belajar lagi dari awal. Belajar menggambar dengan kaidah-kaidah teknik, dan belajar menggambar secara arsitektural, belajar memahami komponen bangunan, ngerjain tugas nirmana, belajar dasar-dasar arsitektur, dan sebagainya. Darimanapun jurusanmu, semua bakal digodok lagi di tahun-tahun awal kuliah, biar tingkat pemahamannya sama.
Menurut aku jurusan arsitektur bukan buat orang yang punya bakat, tapi buat orang yang mau belajar dan mau berusaha. Selalu mau bergerak, dan mau ngulik. Punya bakat menggambar bagus, bisa membantu di tugas gambar tangan dan sketsa-sketsa. Tapi arsitektur gak selalu tentang gambar tangan, kita juga harus bisa menggambar dan merancang di gambar digital, pakai software khusus. Nah buat anak-anak SMA pas di awal kuliah biasanya agak ketinggalan di gambar digital, dan bisa bikin berat kesananya kalau gak bisa gambar digital. Kamu bisa belajar gambar digital dari sekarang, nama software nya AutoCAD dan Google Sketchup. Minimal itu aja.
Harus bisa bahasa Inggris? Ya, bakal membantu kalau kamu bisa bahasa Inggris. Tapi gak harus-harus amat sih. Karena referensi kita dalam mendesain biasanya ada yang sumbernya dari luar negeri dengan istilah-istilah bahasa yang baru juga, jadi pasti kemampuan bahasa Inggrismu bakal sangat membantu untuk memahami lebih dalam sumber-sumber tersebut.
- Apakah Biaya Kuliah Arsitektur Mahal?
Kali
ini yang kita bahas di luar biaya kuliah di masing-masing universitas ya,
karena tiap universitas pasti beda-beda biaya kuliahnya. Kita bahas dari biaya
yang di keluarkan buat tugas-tugasnya aja, ya.
Dari
pengalamanku, kuliah arsitektur di UPI itu lumayan banyak pengeluarannya pada tahun
pertama. Tahun pertama, berarti semester 1 dan 2, ya. Kenapa? Karena kita butuh
alat-alat dasar buat belajar gambar manual. Pensil mekanik, pensil faber
castell kumplit mulai dari 2H sampai 8B, macam-macam penggaris, dan ATK lain. Selain
itu, untuk mata kuliah Estetika Bentuk/Nirmana juga harus sedia macam-macam
bahan seperti dupleks, tripleks, cat air, cat poster, kuas, lem kayu, dan
bahan-bahan crafting lain karena di mata kuliah ini memang melatih kepekaan
kita terhadap bentuk-bentuk, baik 2d maupun 3d. Kebanyakan pengeluaran memang
pengeluaran untuk alat tulis dan gambar, ditambah juga dengan fotokopi/beli
berbagai buku-buku rujukan.
Tapi
tenang, semua itu bisa disiasati kok. Yang perlu kamu tahu, kamu gak perlu beli
merk-merk mahal untuk menghasilkan gambar yang bagus. Yang penting nyaman dan
enak dipakai sama kamu. Sejak SMK aku nyaman banget pakai penggaris segitiga
merk Triangle Ruller, yang harganya cuma 15-25 ribuan kalau gak salah. Penggarisnya
ringan dan enak banget dipakai, gak berat. Aku setia pakai penggaris itu sampai
beres semua mata kuliah gambar manual, disaat teman-temanku yang lain pakai
penggaris ziegl/rotring yang harganya 2-3 kali lipat dari harga penggaris
Triangle Ruller. Pokoknya, cari yang nyaman aja buat kamu J
Untuk
buku-buku teori rujukan yang harus punya, kamu bisa deketin kakak tingkat dan
pinjam punya mereka, tanyakan apakah bukunya sudah selesai dipakai dan boleh
dipinjam. Pinjam ke perpustakaan juga bisa, atau patungan dengan teman untuk beli
buku barengan. Buku teori di kuliahan gak harus 1 orang punya 1 kok, kecuali
kalau memang dosennya punya aturan 1 mahasiswa 1 buku.
Itu
untuk kira-kira pengeluaran di semester 1-2, ya. Untuk semester selanjutnya,
menurutku pengeluaran cukup banyak untuk print gambar. Print gambar arsitektur
biasanya di kertas A3 keatas, seringnya ukuran A3-A2. Printernya pun lebih
besar, biasanya hanya ada di tempat-tempat tertentu yang menyediakan jasa print
ukuran A3++. Kalau Cuma 1-2 lembar mungkin gak kerasa ya, tapi biasanya tugas
perancangan tuh bakal print lebih dari 10 lembar, belum lagi yang berwarna,
belum lagi kalau dalam 1 semester ada lebih dari 1 tugas perancangan. Lama-lama
bakal menipis juga deh dompet kita wkwk J
Bisa disiasati dengan punya tempat print langganan. Deketin deh mamang
print-nya, minta diskon biar bisa murah :D
Pengeluaran
untuk tugasnya memang lumayan, tapi menurutku masih wajar, sih :)
- Prospek Kerja Lulusan Teknik Arsitektur?
Untuk
prospek kerja sebenernya bisa kamu google aja, ada banyak kok situs yang
menjelaskan prospek kerja lulusan arsitektur secara spesifik. Kalau yang bisa
kubilang, lapangan kerja dunia arsitektur itu luas. Idealnya kamu bisa kerja di
konsultan perencana arsitektur dan kontraktor pembangun, tapi sebenarnya gak
cuma itu aja.
Contohnya,
di bank, butuh jasa arsitek. Rumah sakit, mall, pokoknya bangunan-bangunan
berskala besar biasanya butuh jasa arsitek sebagai staff engineering/bangunan. Kita
juga bisa masuk PNS. Pokoknya luas banget, jadi jangan berkecil hati. Itu mah
sih gimana pinter-pinter kamu cari peluang.
Menurut
aku salah banget kalau ada yang bilang jurusan arsitektur lulus bakal susah
kerja, lingkupnya lebih kecil dari sipil, dan gak semua orang butuh jasa
arsitek. Terus, sekarang ini profesi arsitek udah punya undang-undang sendiri,
jadi sebagai arsitek kamu punya payung hukum. Kita juga punya IAI (Ikatan
Arsitek Indonesia) untuk sertifikasi profesi nantinya. Sama kayak dokter. Kamu
bisa baca UU tentang Arsitek disini : http://www.iai.or.id/berita/uu-no.6/2017 Dan ini website IAI : http://www.iai.or.id/.
Coba di cek ya, siapa tau kamu dapat gambaran lebih jelas tentang profesi dan
jasa arsitek di Indonesia. Jangan males baca ya ;)
- Kenapa Akreditasi S1 Arsitektur UPI Masih C? Apakah Akreditasi Jurusan Arsitektur UPI Berpengaruh Terhadap Kualitas/Lulusan?
Terus menurutku, akreditasi itu nggak
100% menentukan kualitas kamu sebagai mahasiswa/calon arsitek. Itu ditentukan
diri kamu sendiri. Meskipun akreditasi jurusan ini masih C, tapi nggak akan
jadi pembatas buat kamu untuk berkarya disini. Apakah nanti kamu akan jadi
lulusan yang punya skill atau enggak, itu ditentukan kamu sendiri. Pinter-pinter
aja memanfaatkan waktu dan kesempatan selagi kuliah.
Disini, kamu masih bisa ikut
sayembara, seminar Internasional, menulis paper, dan kompetisi mahasiswa lain
yang bakal berguna banget buat portofolio tambahan setelah lulus selain karya
di studio perancangan. Juga bikin event-event seru yang gak kalah dari prodi
Arsitektur di universitas lain :) Kita juga punya dosen yang support untuk
segala kegiatan akademik. FYI aja, tahun kemarin mahasiswa kita ada yang memenangkan
beberapa sayembara arsitektur nasional, juara 1 dan 2. Ada juga program
pertukaran pelajar dan workshop ke Jepang setiap tahunnya. Kita masih bisa show
up di beberapa event arsitektur baik tingkat nasional maupun internasional. Jadi,
akreditasi itu gak akan membatasi kamu buat berkarya. Kamu masih bisa bikin
banyak hal disini.
Di beberapa hal, akreditasi memang
berpengaruh, tapi gak semuanya ya. Misalnya, untuk melamar kerja ada perusahaan
yang mengharuskan syarat akreditasi minimal B untuk bisa jadi karyawan disana. Tapi
nggak semua perusahaan begitu, kok. Toh lulusan kita masih aman-aman aja dan
dapet pekerjaan di konsultan maupun tempat lain. Semua balik lagi ke orangnya kok, karena skill
yang kamu punya juga dilihat, gak semuanya soal akreditasi 😀
- Apakah Lulusan SMK Yang Dari Jurusan Gambar Bangunan dan non- Gambar Bangunan Bisa Masuk Ke Arsitektur UPI?
Bisa banget, kok. Teman sekelasku ada
yang dari SMK gambar bangunan maupun non-gambar bangunan, bisa masuk lewat SNMPTN
atau SBMPTN. Ada yang dari SMK jurusan listrik, animasi, bahkan TKJ. Jadi,
jurusan asal sekolahmu nggak membatasimu untuk masuk ke jurusan arsitektur, ya J
- Di UPI ada jurusan Arsitektur dan Pendidikan Teknik Arsitektur. Perbedaannya apa?
Perbedaan
yang paling bisa kamu lihat tentunya dari nama jurusannya ya, hehe. Yang satu
hanya arsitektur, satunya lagi ada kata pendidikan. Dua-duanya sama-sama
mempelajari ilmu arsitektur, tapi ada bedanya.
Jurusan
arsitektur (murni) mengarahkan kita untuk jadi arsitek, sedangkan jurusan
pendidikan teknik arsitektur mengarahkan kita untuk jadi tenaga pendidik di
bidang arsitektur, misalnya jadi guru SMK. Gelar yang disandang pun beda. Lulusan
dari jurusan Arsitektur akan menyandang gelar S. Ars, atau sarjana arsitektur. Sedangkan
Pendidikan Teknik Arsitektur menyandang gelar S. Pd, atau Sarjana Pendidikan.
Kurikulumnya
juga beda. Kalau jurusan arsitektur murni mempelajari ilmu arsitektur,
sedangkan pendidikan teknik arsitektur belajar ilmu arsitektur+ilmu
kependidikan. Jurusan arsitektur murni di semester 8 akan bikin tugas akhir
alias produk desain bangunan, sedangkan jurusan pendidikan teknik arsitektur
bikin skripsi alias karya tulis ilmiah. Jadi, udah keliatan bedanya dong ya,
hehe.
Kalau
mau jadi arsitek murni, harus masuk jurusan yang mana? Dua-duanya kan belajar
ilmu arsitektur, dan lulusannya sama-sama bisa mendesain bangunan? Menurutku
tentunya ke S1 arsitektur murni, ya. Karena kurikulumnya mengarahkan kita untuk
lebih intens belajar ilmu arsitektur. Kompetensi lulusan yang dicapai pun akan
sedikit berbeda.
Mana yang lebih bagus, jurusan Arsitektur atau
Pendidikan Teknik Arsitektur? Dua-duanya bagus kok. Sesuaikan aja sama
keinginan kamu, maunya masuk ke jurusan mana J
Segitu dulu aja kali ya, FAQ tentang jurusan
Arsitektur ini. Mudah-mudahan bisa membantu dedek-dedek SMA yang masih galau
nentuin jurusan kuliah atau kampus idaman. Kalau ada waktu, aku bakal nulis
lagi seputar pengalamanku kuliah di jurusan Arsitektur UPI. Kalau ada
pertanyaan, bisa komentar di bawah atau kirim email aja. Okay, see you in the next
post! ;)
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Lagi belajar nulis
Komentar
Ka, kira kira kisaran rincian harga pengeluaran semester awal sama buat print tuh berapa ya ka?
BalasHapusSemoga bisa terjawab, hehe
Kak, kalau kita anak arsitek, jodohnya bisa sama arsitek lagi gak kak? wkwkwk
BalasHapusKalo untuk nilai dari mapel di sma (kek matematika, fisika, kimia, biologi, dll) kira-kira nilai mapel apa aja ya yg jadi pertimbangan untuk keterima di arsi upi ini?
BalasHapusKak doain aku biar bisa masuk arsitektur UPI
BalasHapusArtikel yang sangat bermanfaat.
BalasHapusUntuk informasi seputar arsitektur silahkan kunjungi juga website
arsimedia.com
Terimakasih.
kak ceweknya banyak gak sih di jurusan ini? jurusan teknik murni atau yg pendidikannya banyakan mana?
BalasHapus