Dummy Post Review Wardah Moisturizer Gel

Barcelona Te Amo – Kireina Enno (Review Buku)



Barcelona Te Amo - Kireina Enno
Judul : Barcelona Te Amo
Penulis : Kireina Enno
Genre : Fiksi, Romance
Jumlah Bab : Prolog + 10 Bab + Epilog
Jumlah Halaman : vi + 266 halaman
Kategori Pembaca : Young Adult
Penerbit : Bukune
ISBN : 602 – 220 – 090 – 3

Sinopsis

Katya pergi ke Spanyol untuk melanjutkan kuliah ke jurusan Seni Rupa Universitat de Barcelona. Padahal, ia pergi untuk memberikan ruang bagi saudara sepupunya, Sandra, dan teman masa kecil mereka, Evan agar bisa bersama. Evan menyukai Katya dan Sandra, begitu juga sebaliknya. Namun, Katya merasa harus mengalah dan tahu diri demi Sandra. Keluarga Sandra telah merawatnya sejak orangtuanya meninggal. Ia pikir pelariannya ke Barcelona akan membuat Sandra dan Evan bersama, sementara ia membiarkan diri menikmati kesedihannya di kota yang jauh dari mereka berdua.
Sampai suatu hari, Katya bertemu dengan Manuel, kurator seni yang memaksanya ikut pameran lukisan bergengsi. Kehadiran Manuel pelan-pelan merubah dunia dan diri Katya. Tanpa diduganya Sandra dan Evan kembali hadir di hadapannya di Barcelona, yang membuat Katya harus menghadapi perasannya pada Evan dan Manuel. Katya juga harus mencoba melepaskan diri dari Sandra, sepupunya yang selalu membuat kekacauan dan mengancam keterlibatan Katya pada pameran yang berpengaruh bagi masa depannya itu.

Prolog

Saya suka dengan ilustrasi di cover bukunya, itulah yang bikin saya tertarik baca novel ini! Ilustrasinya juga ada di tiap halaman pembuka bab, berupa tempat-tempat di Barcelona. Selain ilustrasi, di bagian awal bab juga disertai quotes isi kata hati dari tiap tokohnya. Keseluruhan ilustrasinya berkesan sketchy dan klasik. Cocok dengan latar tempatnya, di kota antik seperti Barcelona. Buku ini disertai juga bonus (semacam) kartu ucapan dan pembatas buku.
Bab 1 - Suka banget sama ilustrasinyaa ;)

Novel ini memang sudah agak lama keluarnya. Saya dapatkan di awal tahun 2014, hadiah ulang tahun dari seorang teman. Novel ini, seingat saya termasuk buku bertema “setiap tempat punya cerita” kolaborasi penerbit Bukune dan Gagasmedia. Novel-novel dengan tema itu sampulnya selalu menarik, itu juga yang bikin saya tertarik dengan buku ini. Dan alhamdulilah, buku ini menjadi kado ulangtahun saya yang ke 17 ;)
Daripada lama-lama, langsung aja yuk review bukunya!

Review

            Cerita

Katya yatim piatu sejak SD karena orangtanya meninggal dalam kecelakaan. Ia pun diasuh oleh Prana, paman sekaligus ayah  Sandra; sepupunya. Sejak kecil Katya selalu berhati-hati agar tidak menyakiti oranglain. Menjadi anak penurut, tidak membuat masalah dan tahu diri adalah caranya berterimakasih pada ayah Sandra, karena telah diberi kesempatan hidup layak. Sementara Sandra, adalah kebalikan Katya. Sepupunya bossy, manja, sering membuat masalah dan kekacauan. Katya sering mengalah dan berkorban demi Sandra, karena merasa wajar – ibu Sandra meninggal sejak kecil dan ayahnya sibuk, sehingga Sandra kekurangan perhatian.
Katya dan Sandra bersahabat baik dengan Evan sejak mereka kecil. Evan adalah cucu tetangga nenek mereka di Semarang, yang pindah ke Jakarta sejak orangtuanya bercerai. Kedekatan mereka bertiga membuat Sandra menaruh perasaan pada Evan, begitu juga Katya.
Suatu hari, Sandra pulang dengan keadaan menangis karena Evan menolak perasaannya. Katya menyusul Evan dan tidak percaya, ketika Evan bilang ia menyukai Katya dan Sandra, dan tidak bisa memilih. Meskipun Katya juga menyukai Evan, tapi ia tidak bisa membiarkan Sandra sendirian dan memutuskan mengalah. Ia meminta pada pamannya, untuk melanjutkan kuliah ke Universitat de Barcelona, demi menjauh dari Sandra dan Evan dan memberi mereka kesempatan untuk bersama.
Hal. 29

Di Barcelona, Katya tinggal di apartemen di atas sebuah galeri seni yang dikelola sahabat pamannya, Isidro Alvarez. Di galeri itu Katya memajang lukisan dandelion karyanya. Lukisan itu menarik perhatian Manuel Estefan untuk mengikutsertakan Katya ke pameran lukisan miliknya. Manuel meminta Katya membuat lukisan lagi untuk disertakan dalam pameran – yang awalnya membuat Katya kesal karena seenaknya saja disuruh-suruh. Namun akhirnya Katya sadar siapa yang dihadapinya - Manuel kurator ternama yang sedang naik daun di Eropa. Tapi hal itu tidak membuatnya serta merta memutuskan ikut pameran.
Manuel terus memaksa Katya mengikuti pameran, sampai mengajaknya ke Museum Picasso untuk menggugah keinginannya jadi pelukis ternama. Oleh Lucia, teman kuliahnya, Katya jadi tahu sebuah gosip tentang Manuel yang membuatnya tidak mengencani perempuan lagi. Manuel punya sebuah persepsi yang tidak disetujui Katya, dan alasan itulah yang membuat Katya memutuskan mengikuti pameran. Ia mendapat inspirasi untuk dilukiskan dan menentang persepsi Manuel.
Saat tengah pengerjaan lukisan itu, Sandra tiba-tiba datang ke Barcelona. Tanpa sepengetahuan Katya, Sandra putus dengan Evan. Sandra pergi ke Barcelona karena ia tahu Evan akan pergi ke Barcelona untuk menemui Katya. Disanalah mereka bertiga bertemu kembali.
Bukannya berbaikan, kedatangan Sandra dan Evan membuat hari-hari Katya semakin berat. Katya merasa sia-sia meneruskan lukisan dan ikut pameran, karena Manuel terlihat berubah dan tertarik pada Sandra. Padahal, Katya berharap lukisannya-lah yang bisa merubah Manuel. Di saat itu, Evan kembali menyatakan perasaannya pada Katya, padahal ia tahu Sandra masih menyayangi Evan. Lalu, apa yang harus dilakukan Katya untuk memperbaiki hubungan mereka bertiga, terutama Sandra dan Evan? Bisakah ia menyelesaikan lukisan dan mengikuti pameran demi merubah persepsi Manuel? 

Barcelona Te Amo diawali dengan prolog yang mengecoh dan membingungkan saya sampai 3/4 cerita. Tapi dalam arti bagus kok, karena ceritanya jadi gak ketebak, hehe. Alurnya terdiri dari alur maju dan mundur, dengan sudut pandang orang ketiga.

Tokoh-tokohnya pentingnya didominasi orang Indonesia, tapi gak seperti cerita orang Indonesia yang “dipaksakan nempel” terjadi di Barcelona. Ada keterkaitan yang kuat kenapa harus terjadi di tempat itu, mulai dari latar belakang Katya yang introvert, bakat melukisnya, dan Barcelona sebagai kota yang kaya akan karya seni. Penuturan tempat, budaya dan suasananya cukup detail, tokoh-tokohnya juga membaur dengan latar, jadinya memang kerasa real dan saya seolah ada dalam cerita disana. Nggak ‘dipaksakan’ ada disana.
Deskripsi latar yang detail - Hal 197


Menurut saya, Penulis menggali karakter keempat tokohnya dengan dalam. Sifat dan tindakan tokoh-tokohnya berkaitan satu sama lain, menjadi penghubung penting tiap momen dalam ceritanya. Mulai dari Katya yang introvert dan merasa dirinya pathetic, Sandra yang manja dan egois, Evan yang baik tapi plin-plan. Sementara Manuel,  hmm… menurut saya meskipun lakonnya cukup penting, tapi gak kerasa warna karakternya. Saya bingung menyebutkan sifatnya dengan cepat. Seringnya, saya merasa Manuel ini kaku sekaligus fleksibel aja menghadapi orang di sekitarnya.

Kedalaman karakter itu bikin saya gemes sendiri, terutama hubungan Sandra dan  Katya :^) Katya yang berbakat, baik dan penurut, menjadikannya sering dipuji dan Sandra diminta untuk berlaku seperti Katya. Sandra menganggap Katya mengambil perhatian yang harusnya untuknya, mulai dari ayah sampai teman-temannya. Padahal, Katya tidak punya pilihan lain selain bersikap baik, ia tidak punya tempat lain untuk mengadu selain dirinya sendiri. Keadaan seperti itu terasa real, menjadikan keterkaitan antar tokoh dalam cerita ini kuat.
Hal 180

Saya juga merasai kegemasan Katya, bagaimana Sandra dan Evan tetap membuntuti hidupnya meski ia sudah menjauh sampai ke luar negeri ;) Juga kesabaran Katya untuk membereskan kekacauan Sandra, padahal Sandra sudah melakukan kejahatan yang melibatkan lukisan Katya dan Manuel. Pokoknya, kejadian-kejadian penting di cerita ini terkesan natural dan gak dibuat-buat.

Kelebihan dan Kekurangan

Penulis menceritakan latar tempat dan suasana cukup detail. Tokoh-tokohnya juga membaur dengan budaya setempat, seperti jam makan siang yang mundur jadi jam 2, dan waktu Katya mengikuti Festival Castellar. Jadi kerasa kalau ceritanya terjadi di Barcelona, kota itu bukan hanya sebagai pemanis cerita saja.
Karakter tokoh-tokohnya digali dengan dalam, memperkuat alur cerita dan gak terkesan dibuar-buat. Alur ceritanya gak ketebak dan enak diikuti. Beberapa bagian juga mengecoh pembaca. Sampai saat ini saya masih penasaran, sebenarnya Manuel merubah penampilannya karena Katya, atau Sandra? Masih jadi sebuah misteri, haha ;)
Tapi, menurut saya ada satu bagian yang seperti cuma diselipkan, waktu Katya dan Lucia sedang makan siang (hal 80-an).
Penggunaan percakapan campuran bahasa Spanyol, Inggris, Indonesia, cukup mengganggu buat saya. Mungkin bagi saya ini jadi sedikit kekurangan. Meskipun memang  saya belajar istilah baru, tapi tetap aja berasa kagok ;) Bahasa yang digunakan cukup formal, tapi gak kaku. Selain bahasa, beberapa bagian percakapan juga terasa kagok dan maksa. Tapi secara keseluruhan, masih enak untuk diikuti kok.
Dalam cerita, diceritakan Manuel adalah kurator ternama, dan Katya akan mengikuti pameran berkelas. Tapi teknis pamerannya sendiri tidak diceritakan. Maksud saya, mungkin akan lebih terasa real  lagi kalau bagian kehidupan Manuel sebagai kurator dan waktu mereka  mempersiapkan konten pamerannya disinggung dalam cerita. Biar lebih kerasa aja feel-nya, hehe.
Dengan konflik cerita yang cukup rumit, menurut saya endingnya terlalu ringan dan singkat. Sederhana. Akhir dari cerita tokoh-tokohnya dituliskan dalam satu bab. Agak terkesan gimana, tapi masih nyambung kok dengan keseluruhan ceritanya ;)  

Bagian Menarik

Novel ini menyinggung soal dunia seni, lukisan, dan kota Barcelona dengan cukup detail sehingga pengetahuan saya bertambah ;) Tempat-tempat menarik di Barcelona menjadi latar beberapa bagian cerita, seperti Museum Picasso, Parc de Montjuic, El Quatre Gats, dan sebagainya. Katedral Sagrada Familia yang terkenal itu, juga disinggung dan dijelaskan dengan informatif dalam cerita. 
Sandra nge-modus ;)

Saya tertarik waktu Sandra bilang dia mau meriset bangunan di Barcelona untuk tugas kuliah. Well, kalau riset sampai bela-belain seperti itu, untuk ukuran S1 terhitung niat banget, kalau beneran haha ;)
Oh iya, novel ini juga menyinggung soal salah satu tokoh Mahabarata, yaitu Subadra dan Arjuna. Subadra ini yang jadi objek lukisan Katya untuk pamerannya. Kisah Subadra dan Arjuna jadi inspirasi lukisan Katya untuk menentang persepsi Manuel.

Simpulan

Cerita Barcelona Te Amo gak ketebak, empat tokoh utama (Katya, Sandra, Manuel dan Evan) memiliki keterkaitan kuat dan menyatukan keseluruhan cerita. Momen-momen yang terjadi terhubung dengan mulus. Kota Barcelona tidak hanya sebagai pemanis, tapi benar-benar menyatu dengan kisah tokoh-tokohnya. Saya juga suka dengan ilustrasi di bukunya ;)
Novel ini menyinggung soal seni rupa, lukisan, dan kota Barcelona dengan baik, jadi semacam side story yang bermanfaat dan nambah pengetahuan. Tapi, penggunaan bahasa campuran dalam percakapan, cukup mengganggu buat saya. Bagian serius waktu Manuel dan Katya terlibat dalam pameran tidak banyak disinggung, endingnya juga agak gimanaa gitu (padahal konfliknya cukup rumit). Overall, dari 5 bintang, saya memberi rating 4,5 bintang untuk Barcelona Te Amo ;)
 

Komentar

Total Tayangan Halaman