Dummy Post Review Wardah Moisturizer Gel

Rumah Jasmijn




Credit : https://olde-fashioned.deviantart.com/art/Sketch-of-a-Victorian-Girl-255057959

Tak ada yang menyadari kemunculannya selain aku.
Dia berdiri dekat jendela dengan sikap kaku. Tidak tersenyum, juga tidak tampak terganggu dengan kedatangan kami yang tiba-tiba. Dibalik raut wajah yang tak akan mudah dilupakan siapapun itu, ada sebersit perasaanku yang mengatakan bahwa ia tahu siapa aku, mengenalku, dan menungguku meskipun baru pertama kalinya aku menginjakkan kaki di rumah ini.
Aku tidak bisa memalingkan wajah darinya. Mengamati rambut pendek ikalnya yang jatuh di leher, blus coklat pudar yang panjang selutut, sepatu hitam, postur kaku bagai patung dan tone warna sepia yang terlihat di mataku menjadikan pemandangan ini seperti foto yang sedang diambil saat berpuluh-puluh tahun silam. Dia adalah objek potretnya, dan aku adalah mata si juru potret.
Ini seperti tidak nyata.
Yang paling mencolok adalah wajahnya. Wajahnya seperti perpaduan dua kutub yang berbeda. Kontras, sekaligus selaras. Asing, tapi tampak tak asing. Jauh, tapi aku seperti mengenalnya.
Dan tubuhnya yang transparan, tertimpa cahaya langit yang redup. Jarak kami hampir jauh, tapi aku masih bisa melihat jelas jendela krepyak yang tertiup angin, bergoyang menembus kepalanya.
Aku tak bisa mendefinisikannya – memesona atau… mengerikan?


- Bersambung

Komentar

Total Tayangan Halaman